Situasi perasaan yang mampu memperlumpuh energi dan kekuatan seseorang adalah adanya perasaan ragu – ragu. Bentuk perasaan seperti itu banyak mempengaruhi emosi dan pikiran seseorang dalam mengambil sikap dan keputusan.

Adanya sikap keragu – raguan yang terus menerus  bukan hanya menyiksa tetapi  membuat seseorang menjadi labil dan kurang percaya diri.  Apa yang dibutuhkan bagi orang yang ragu – ragu ? Tentu sumbang saran yang positip, yang mampu mendongkrak semangat dan motivasi orang tersebut. Silahkan memberikan  dukungan emosi buat penulis surat dibawah ini.

Surya – Malang

28_edited1.jpg

Salam kenal buat pembaca DD dimana saja berada,

Saya ingin mengeluarkan uneg – uneg tentang perubahan sikap dan perilaku  yang  terjadi pada pacar saya. Sebenarnya tidak salah, kalo saya juga menyebutnya sebagai calon istri. Mengingat kami berdua sudah melakukan tukar cincin, yang disetujui oleh kedua belah pihak keluarga.

Agar lebih gampang dicerna, biarlah saya mulai dari latar belakang dan sisi kehidupan saya.  Nama yang saya cantumkan diatas, adalah samaran belaka. Umur saya menginjak 30 tahun, dan bekerja sebagai pegawai negeri di kantor pemerintahan kota Malang. Saya lahir dan besar disini. Hanya meninggalkan kota Malang saat kuliah di Surabaya saja.

Setelah usai kuliah, saya balik ke kota kelahiran. Pertama bekerja sebagai tenaga honorer dikantor ini, dan sudah beberapa tahun menjadi anggota pegawai negeri. Latar belakang keluarga saya adalah ketat. Saya mendapatkan pendidikan agama secara formal maupun informal sangat cukup.

Orang tua dan saudara saya selalu memberikan pengawasan, agar saya tidak melakukan hal – hal yang melanggar agama, norma dan sopan santun. Saya sekarang sudah mempunyai rumah sendiri, yang jaraknya tidak jauh dari orang tua.

Calon istri saya berasal dari Surabaya, dan usianya 5 tahun lebih muda dari saya. Setelah kuliah, dia bekerja di Malang. Disinilah kita berkenalan dan pacaran singkat. Karena tidak lama kemudian dia pindah kerja ke kota Denpasar. Disebuah hotel besar berbintang lima dikawasan pantai Kuta. Dia memang dari jurusan perhotelan.

Selama dua tahun ini memang kita hanya berpacaran jarak jauh. Dan sewaktu berpacaran, kita juga biasa – biasa saja. Hanya sebatas ciuman. Kalo dia pulang ke Surabaya, biasanya saya pergi kesana. Dan nginap di rumah famili saya. Karena keluarga dia juga cukup ketat dalam menjaga norma agama dan sopan santun.

Kalau dia pergi ke Malang, dia akan nginap dirumahnya kakak saya yang wanita. Kedua keluarga memang kenal dekat. Karena ayah saya sudah mengenal ayahnya, sejak masih remaja. Jadi terasa ada rasa kepercayaan pada kedua belah pihak. Namun saya tidak akan menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan tersebut.

Kita tunangan sudah 3 bulan. Dan setelah tunangan tersebut, sepertinya ada perubahan yang mencolok pada pacar saya. Dia semakin berani, dalam hal pacaran. Asal anda ngerti yang saya maksudkan. Bahkan kalo jalan, suka nyari tempat yang sepi – sepi, yang mengundang pikiran – pikiran nggak bener. Misalnya saja jalan ke pantai Kenjeran Surabaya di malam hari.

Padahal isinya pantai Kenjeran dimalam hari, khan nggak jauh dari hal yang mesum – mesum. Terus suatu hari saya diajak ke kebon raya Purwodadi. Kebon rayanya sih nggak salah. Tetapi pasangan yang datang kesana itu lho, yang agak parah. Hampir dibalik pohon besar, saya temukan pasangan – pasangan yang lagi  bermesraan.

Yang membuat saya bingung, adalah sekitar tiga minggu yang lalu. Saya mengantarnya pulang ke Denpasar pakai mobil. Ketika kita berada di kota Banyuwangi, tiba – tiba kepala saya agak pusing. Akhirnya kita bersepakat menghentikan perjalanan dan nginap di hotel dikota Banyuwangi.

Pacar saya menyarankan nginap di hotel saja, agar  bisa istirahat dengan tenang. Ternyata hingga sore sakit kepala saya masih tersisa. Akhirnya kita banyak rebahan saja dikamar hotel. Setelah makan malam, badan dan kepala saya terasa enak kembali. Setelah ngobrol dan nonton TV yang acaranya monoton, akhirnya saya dan pacar saya tidur.

Saya memang terbiasa kalo tidur menggelapkan kamar. Pacar saya tidur diranjang sebelah saya. Pada malam hari diruang kamar yang gelap gulita, ternyata  saya terjaga dari tidur saya yang pulas. Ternyata saya merasakan sesuatu dibagian bawah perut saya. Ternyata pacar saya sedang melakukan…….( Maáf, saya nggak bisa menuliskan dengan kata – kata ).

Walaupun dengan jujur saja saya merasakan kenikmatan, tetapi saya masih diliputi perasaan bersalah dan berdosa.  Setelah mengetahui saya bangun, pacar saya menutup mulut saya dengan tangannya yang satu. Dan setelah itu dia menindih saya. Pikiran saya menjadi campur bawur saat itu. Dan setelah itu pacar saya yang aktif ( maáf saya tidak mau menjelaskan detail ).

Karena saya nggak berpengalaman, dan tidak pernah melakukan sekalipun, hubungan intim yang tidak terduga itu hanya berlangsung kurang dari 5 menit. Saya pada saat itu merasa jijik dan berdosa. Akhirnya saya mandi. Pacar saya menyusul kemudian. Baru setelah itu bisa tidur pulas. Pacar saya bersifat cuek aja. Malu juga tidak.

Keesokan harinya akhirnya kita melanjutkan perjalanan ke Bali. Semua berjalan lancar, tetapi saya banyak membisu akibat ulah pacar saya. Ditempat tinggalnya dikota Denpasar, ternyata dia tinggal dirumah kost yang benar – benar bebas.

Disebuah bangunan panjang yang sudah dipilah pilah jadi kamar. Dikamar pacar saya luas, dan dilengkapi dapur kecil dan kamar mandi. Selama berada di Denpasar, saya baru tau kebiasaan pacar saya. Dia suka dandan dan menggunakan baju – baju yang seksi.  Hal ini nggak pernah saya lihat di Surabaya atau saat di Malang. Misalnya saja pakai rok mini, celana jeans yang agak mlorot. Bahkan maáf , CD-nya bagian atas bisa kelihatan, lho.

Dan saya baru tau, kalo diatas bokongnya ada gambar tattoo-nya. Dikamarnya banyak gambar – gambar yang seksi. Bahkan dia juga mengoleksi film – film biru. Saya jadi banyak dihantui perasaan curiga. Pergaulan macam apa yang dilakukan selama ini.

Teman – temannya yang tinggal bersamanya, gayanya kayak   cowok – cewek yang  terbiasa bergaul bebas. Bahkan salah seorang temannya yang cewek dengan enaknya mengetok kamar. Terus dia bilang begini,

” Saya nggak datang mengganggu, kok. Cuma mau pinjam satu saja. Mas-ku nanti malam datang. “

Setelah cewek tersebut pergi, saya tanya sama pacar saya, apa yang dipinjamkannya. Ternyata apa ?  Eh, ternyata film biru !! Saya jadi agak kecewa dengan pacar saya. Dia rupanya juga sudah jarang sembahyang, dan terlihat seperti gadis yang bebas.

Saya di Denpasar hanya tiga hari. Sayapun nggak melakukan hal – hal zinah, karena kejadian dihotel Banyuwangi  membuat saya merasa berdosa. Setelah saya sampai Malang, saya dilanda perasaan ragu – ragu. Apakah tunangan saya hidupnya bebas seperti temannya tadi. Walo dia pernah bilang kalo selalu mengontrol pergaulannya, tetap saya kurang percaya.

Saya yakin bahwa calon istri saya banyak dipengaruhi oleh teman – temannya. Juga ketika dia mencoba membujuk saya ke hal – hal seperti diatas, itu juga pengaruh pergaulannya. Saya kini merenung, kenapa pacar saya berubah  menjadi wanita yang seperti itu ? Bisa dipercayakah dia ?  Selingkuhkah dia ?

Saya jadi ragu – ragu mempercayainya. Padahal dia wanita satu – satunya yang akan mendampingi hidup saya.  Mungkin ada  pembaca yang bisa  memberikan nasehat.

Terima kasih buat DD yang memuat tulisan ini.