ccccBeberapa hari terakhir mata DD agak terpaku dengan foto – foto ritual ” pembersihan diri ”  dari pulau Phuket negara Thailand.

Karena koran – koran di Belanda,  Belgia dan bahkan koran The Sun asal Inggris juga menampilkan gambar ini.

Kalau  koran The Sun  asal Inggris memuat gambar – gambar  ritual “pembersihan diri “ini, biasanya koran yang lain juga memuatnya. Karena The Sun banyak dijadikan nara sumber  berbagai penulis berita.

Mungkin  sudah banyak koran atau blog yang  juga sudah memuat berita ini sebelumnya. Foto yang disajikan lebih mendominasi, dibandingkan dengan tulisan  yang disuguhkan. Yang jelas, gambar – gambar ini bukan rekayasa dan bukan akrobat.

album_large_2308218Tidak bisa disamakan dengan adegan ” Debus ” asal kota Banten  yang merupakan pertunjukan semata. Karena kalau anda sudah  membaca rahasia pertunjukan debus,  anda justru tidak heran lagi ,  melainkan  bisa ketawa terpingkal – pingkal.

album_large_2308184Foto – foto yang dipertunjukan warga Thailand di pulau Phuket ini berkaitan dengan  ritual keagamaan  asal China.  Sebuah ritual pembersihan diri. Berbagai benda tajam ditusukkan dipipi kanan  dan kiri.

Tidak sakit ?

Pertanyaan ini  yang  membuat DD  penasaran. Akhirnya DD membandingkan dengan berbagai ritual baik yang berkaitan dengan tradisi atau keagaam dari berabagai dunia.

Kata sakit hanyalah melekat dengan tubuh jasmaniah. Karena didalam tubuh ditemukan susunan syaraf. Jika susunan saraf ini terganggu, maka seseorang dihadapkan pada rasa kesakitan.

album_large_2308203Diberbagai ritual baik yang berbau tradisi semata atau keagamaan, seseorang dihadapkan pada proses pelepasan diri. Dimana manusia rohani menduduki  strata yang lebih tinggi dari manusia jasmani.

Seseorang harus bisa melepaskan kedudukan badaniah  untuk bisa mencapai keterikatan dengan rohani, dimana kesakita tidak ada. Jika seseorang bisa melakukan ini, maka orang tersebut  mempunyai kontrol terhadap rasa kesakitan.

Rasa sakit tetap ada, tetapi bisa dikontrol,  dan bahkan  bisa dilepasakan. Karena dalam keadaan seperti ini orang tersebut tidak terikat dengan kekuatan badaniah melainkan kekuatan rohani.

Tidak heran, didalam berbagai ritual baik tradisi maupun keagamaan,  seseorang berusaha mencapai  puncak kenikmatan rohani atau orgasme. Jika didalam hubunga seks  seseorang bisa mencapai orgasme, didalam ritual  tradisi / keagamaan juga.

Prosesnya juga hampir sama. Didalam hubungan seks, jika seseorang mengalami orgasme, maka kesadaran orang tersebut dalam keadaan “mengabur. ” Perasaan kenikmatan yang mendominasi.

album_large_2308185Didalam hubungan seks, seorang wanita  bisa menikmati  orgasme yang luar biasa  jika wanita  tersebut bisa mengalami  orgasme G-Spot. ( Artikel ini sudah DD tulis dan bisa dibaca diblog ini. Artikel ini paling sering dibaca,  dan mendapatkan reaksi yang luar biasa banyak ). 

Bagi pria juga demikian. Seorang pria  akan menikmati sebuah kenikmatan yang begitu luar biasa,  jika pria tersebut  mampu  mengalami orgasme  akibat rangsangan pada area G-spot di prostat. ( Artikelnya tidak DD tampilkan di blog ini dengan pertimbangan tertentu )

Dalam proses ” pembersihan”  seseorang akan menuju  strata kesadaran  yang disebut ” trance. ” Dalam kondisi ini bisa disamakan dengan orgasme rohani. Mengapa ? Karena area G-Spot di otak sudah tersentuh. Bandingkan dengan sentuhan pada G-spot di vagina atau area G-spot di prostat pada pria.

Yang namanya juga lagi orgasme, yang ada khan rasa kenikmatan bukan ? Memang ini  membutuhkan latihan dan ketekunan. Kalau yang ditusuk dipipi bukan hal yang kebetulan.

Dipipi susunan syarafnya konon berbeda , sehingga  tidak separah dan sesakit  jika dibandingkan dengan bagian  tubuh yang lain.

Bagaimanapun juga, gambar – gambarnya serem, yaa ?

album_large_2308210

album_large_2308215

album_large_2308226

album_large_2308183

g